Minggu, 22 November 2009

Pendapatan Puskesmas sebagai PAD

Apa ngga salah tuh judul diatas. Harusnya sih salah tapi kok ya terjadi aja di bumi kita yang tercinta KLabupaten Banyumas. Di negara manapun di dunia pelayanan kesehatan yang langsung aksesnya terhadap masyarakat, terutama yang mengampu upaya promotif maupun preventif tidak dibebani pendapatan. Bahkan pembiayaan seluruhnya dari pemerintah. Pemerintah wajib menyediakan public good untuk masyarakat. Kira-kira 2 tahun yang lalu saya mengemukaakan tentang target yang dibebankan Pemda terhadapa PKM, sebetulnya agak berlebihan. Saya mengusulkan penghapusan target dan pendapatan PKM jangan dijadikan Pendapatan Daerah. waktu itu DPD Pusat yang dipimpin Bp Kyai Chalwani akan mempertimbangkan hal itu, tetapi mungkin karena sifat otonomi Daerah sehingga sampai saat ini pkm masih dibebani target dan semua pendapatan disetorkan ke Pemda.
Di Kabupaten Banyumas Perda mengatur mengenai pengembalian setoran. Dalam Perda dinyatakan bahwa pendaspatan PKM 100% dikembalikan ke PKM. Ternyat Pemda sampai hari ini belum mentaati Perda tersebut, lagi lagi klarena kesulitan keuangan daerah. Sebaiknya untuk pelayanan publik seperti PKM dapat kelonggaran lebih dalam pengelolaan keuangan. Sekarang yang klita alami di PKM pengembalian keuangan tidak sesuai, dan klaimnya sangat terlambat. Bagamana ini solusinya. kalau dibiarkan terus menerus PKM akan collaps dan tidak dapat melayani masyarakat dengan baik, apalagi dengan standar mutu yang harus diterapkan. Walah ...sulit ya. Yang ngawur siapa !. Segitu aja ah, Salam dari Kemranjen

Senin, 19 Oktober 2009

Tukang Cukur dan High Quality Service

Sudah lama hal ini akan saya tulis, tetapi agak memalukan bagi saya sebagai orang yang setiap kali diharapkan memberi pelayanan yang baik dan memenuhi standar mutu.Setiap kali saya dan anak saya akan potong rambut maka kami kirim sms pada tukung cukur tersebut. Dengan cepat diberi jawaban, Harap datang jam sekian dan menit sekian. Kami datang ditempat tukung cukur tersebut 5 menit sebelum jam perjanjian. Tukang cukur masih menyelesaikan pasien tedahulu. Pas jam yang ditentukan pasien yang terdahulu selesai dan segera saya dipersilahkan untuk giliran selanjutnya. Pasien yang menunggu di tempat dan tidak mengadakan perjanjin dipersilahkan menunggu atau dipersilahkan jalan-jalan lebih dahulu dan diberi jadwal gilirannya. Contoh tersebut sangat mengusik hati saya sebagai Kepala Puskesmas. kami suidah mendeklarasikan pelayanan dengan standar mutu yang baik, ternyata dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya tercapai, apalagi mengadakan pelayanan dengan perjanjian. Di RS Banyumaspun pelayanan perjanjian tidak pernah ditepati, satu-satunya yang dfitepati adalah pembayarannya. Contoh tukang cukur tersebut adalah contoh riil. Dari pengalaman saya standar mutu dazri tk cukur tesebut adalah ketepatan waktu dan hasil cukuran yang baik. Mengenai tempat cukur sangat lah sederhana tidak signifikan dengan pelayanannya. marilah kita mencontoh tk cukur tadi dalam memberikan pelayanan. Boleh dicoba, alamatnya sebelah selatan Pasar Wijahan Kecamatan Kemranjen.
Terima kasih dan Salam dari Kemranjen.

Jumat, 16 Oktober 2009

Desa Siaga

Desa Siaga merupakan suatu terobosan atau strategi dalam mengupayakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan tersebut diupayakan melalui pemerataan pelayanan kesehatan dan pendekatan pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dibuat sedekat mungkin dan lebih mudah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah mengembangkan program Polindes. menjadi PKD. Dalam PKD terdapat tambahan pelayanan kesehatan meliputi 16 algoritma, sehingga tidak terbatas hanya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pengembangan PKD ini menjadi landasan awal terwujudnya desa siaga.
Keberhasilaan desa siaga tidak lepas dari optimalisasi peran PKD dan pemberdayaan masyarakat. Upaya kesehatan promotif, preventif dimulai dari pengamatan dan pemantauan masyarakat. Adanya laporan kesehatan dari masyarakat secara dini akan mempermudah penanganan kesehatan selanjutnya. Kegawat daruratan dan bencana juga tidak lepas dari kecepatan pelaporan masyarakat. Sifat gotong royong masyarakat perlu ditingkatkan kembali untuk berhasilnya program desa siaga. Apabila semua potensi masyarakat tersebut dapat dikembangkan maka akan terjadi kemandirian dalam upaya kesehatan .
Demikian, semangat, semangat, Salam dari Kemranjen

Rabu, 07 Oktober 2009

Survey PAD

Kemarin siang ada survey PAD. Puskesmas II Kemranjen ketiban sampur sebagai sampel survey. Hal pertama yang saya tanyakan mengapa Puskesmas menjadi tempat yang diharapakan menghasilkan PAD. Belum ada jawaban yang kuat untuk menjadikan pusat layanan kesehatan sebagai kontributor pendapatan asli Daerah. Memang akhir-akhir ini Pemda Kabuupaten Banyumas disibukkan dengan anggaran yang sangat kurang, sehingga timbul juga pemangkasan dalam berbagai kegiatan. Pembayaran Jamkesda masih terhutang banyak. Pemberhentian SKTM untuk memasngkas prembengkakan biaya kesehatan. Walaupun hal ini mengandung resiko cukup besar. Apakah dari kekurangan anggaran pembiayaan ini maka seluruh Satker disurvey untuk melihat berapa besar pedapatan satker yang dapat meyumbang pendapatan daerah. Setelah surve ini apa tindak lanjutnya. Kemudian apa yang menjadi resiko satker terutama Puskesmas. Mungkin banyak hal segi positif maupun neatif. Dalam hal ini Puskesmas hanya mohon bahwa pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lancar tanpa ada pembebanan-pembebanan diluar teknis medis.
Demikian, Salam dari Kemranjen

Senin, 28 September 2009

UNEG-UNEG

Beberapa hari ini ada banyak kawan yang saya jumpai untuk berbagi uneg-uneg. Hasilnya ternyata sama , mereka juga mau berbagi uneg-uneg dengan saya. Alhasil terjadi diskusi ngalor ngidul ora karuwan. Apapun hasilnya dapat diambil hikmah, bahwa dengan bertemu teman kita bisa saling melemparkan problem masing-masing bahkan juga merupakan problem bersama. Kadang ada hasil yang kita capai merupakan solusi yang akan menjadi resolusi kedepan. Banyak juga yang tidak ketemu karena berbagai hal. Kalau sudah mentok seperti ini, biasa disimpulkan wah ini sudah jamannya, jadi jalani saja hidup ini dasn nikmati. Itulah kesimpulan yang kita dapat, minimal bisa membukakan hati untuk berpikir dan menghadapai hidup dengan lebih positip
Semngat, semanagat Salam dari Kemranjen

UCAPAN IDUL FITRI

SEGENAP KARYAWAH PUSKESMAS II KEMRANJEN MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Selasa, 11 Agustus 2009

Persiapan Puasa

Menjelang Puasa, berita Tv didominasi oleh pemberitaan tentang teroris, sampai bosen. Puskesmas II Kemranjen secara khusus mempersiapkan seluruh sumber dayanya agar dalam melayani masyarakat tidak terkesan lemah letih dan lesu. banyak kegembiraan yang harus didapat dalam menjalani puasa sekaligus memberi pelayanan kepada masyarakat. Keduanya harus seiring dan sejalan sehingga pahalanya berlipat. Kami atas nama Karyawan Puskesmas II Kemranjen mengucapkan selamat berpuasa kepada rekan Puskesmas dimanapun berada. Salam dari Kemranjen dan Selamat menjalankan Ibadah Puasa.

Jumat, 29 Mei 2009

Susahnya Mengatur PNS

Banyak pelajaran berharga yang didapat dalam pengelolaan karyawan di Puskesmas. Penerapan manajemen dan leadership benar-benar diuji untuk mencapai goal yang telah ditetapkan.. Pengelolaan SDM merupakan hal yang paling sulit diprediksi hasilnya..Pendekatan manajemen SDM apapun belum menampakkan hasil yang nyata dan menunjukkan perubahan signifikan.
Teori-teori manajemen SDM telah dipraktekkan, tetapi apa hasilnya, ternyata masih seperti yang dulu. Teori manajemen yang sering ditanyakan adalah berupa reward and punishment. Dalam suatu kesempatan ada usulan dari karyawan bahwa dengan pemberian tambahan insentif akan meningkatkan kesejahteraan sehingga akan menaikkan kinerja. Usul diterima dan diberikan tambahan insentif. Hasilnya program berjalan dengan baik, kedisiplinan meningkat kerja menjadi bagus. Sayang sekali mudah terlupakan, beberapa minggu selanjutnya kembali kesemula..Keuntungan karyawan mendapatkan tambahan insentif tidak mungkin dihentikan secara langsung karena segera akan menunai protes. Bagi kelembagaan mengurangi penghasilan dan tidak lagi mendapatkan peningkatan produk. Keputusan seperti inilah yang menjadi dilema bagi para manajer.
Pada dasarnya karyawan lebih mengembangkan pola hak dan sedikit mengesampingkan kewajiban. Pola bekerjalah dengan baik dan imbalan akan menyusul sudah merupakan lagu usang bagi karyawan. Pola seperti ini menjadi kebiasaan dan sudah menjadi perilaku yang dirasa benar oleh semua karyawan terutama pegawai negeri.
Arogansi PNS sangat kuat karena merasa aman bekerja sebagai PNS. .Bekerja baik maupun jelek tidak berpengaruh terhadap sistim penggajian.Belum ada pola kinerja yang tepat untuk mengelola PNS. Yang ada adalah pola lama berdasarkan penilaian tahunan DP3 yang dibuat kebanyakan formalitas belaka terkecuali pelanggaran serius.
Kedepan semestinya Puskesmas menjadi Badan layanan umum sehingga berhak mengatur sendiri baik urusan SDM dan urusan lainnya sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Hambatan pada BLU juga sangat banyak terutama terhadap pembiayaan kesehatan yang dibebankan kepada masyarakat. Tetapi untuk pengelolaan SDm sebaiknya sudah mengacu pada efisiensi dan efektifitas pegawai. Pegawai yang kurang efektif diberikan pilihan untuk menyingkir. Hal ini akan menjadi lebih baik apabila ada kebijakan yang kuat dan dukungan penuh dari Dinas Kesehatan dan Pemda.

Jumat, 15 Mei 2009

Pertemuan Asosiasi Kapuskes

Pada tanggal 13 Mei 2009 telah diadakan pertemuan Asosiasi Kepala Puskesmas se Kab Banyumas di RM Cipta Rasa Purwokerto. Dalam kesempatan itu banyak dibicarakan mengenai anggaran operasional Puskesmas. Beberapa kepala Puskesmas bahkan hampir semuanya mengeluhkan tentang rasionalitas anggaran dan kelambatannya. Puskesmas dipaksa untuk selalu memberi pelayanan dengan standar mutu yang tinggi, tanpa didukung oleh pembiayaan yang baik. Beberapa usulan mengedepankan dana operasional dapat ditunjang dari dana jamkesmas. Kepala Dinas menyambut dengan baik usulan ini, namun perlu payung hukum untuk mengatur dan membelanjakan dana Jamkesmas. Mudah-mudahan ini dapat segera terwujud sehingga Puskesmas tidak kollaps. kami para Kepala Puskesmas menyadari kesulitan keuangan Pemda, namun bagaimanapun pelayanan publik harus tetap berjalan dengan baik. marilah kita semua berjuang demi kelangsungan hidup Puskesmas.
Hidup Puskesmas dan Salam dari Kemranjen

Jumat, 17 April 2009

Susahnya menngatur karyawan

Dalam suatu penelitian mengenai pegawai negeri, kendala yang banyak terjadi adalah faktor kedisipilinan.Faktor yang menyebabkan tingkat kedisiplinan kurang adalah faktor keamanan kerja yag tinggi. Untuk masuk pegawai negeri sangat susah, tetapi keluarnya juga sangat susah. Pegawai negeri merasa sudah memiliki kekuatan yang sangat tinggi sehingga mengingkari sumpah dan janjinya. Ada pegawai yang semaunya sendiri dalam kerja. Berangkat kerja saja semaunya sendiri apalagi melaksanakan kerja dan mempunyai motivasi untuk selalu berkembang. Ini terlihat dari hampir kebanyakan pegawai negeri. Dari mulai masuk sampai Pensiun, kerjanya rutin dan tidak ada perkembangan yang berarti. Pimpinan yang ada di unit terkecil tidak mempuyai kewenangan yang cukup besar untuk memberikan punishment terhadap PNS. Usulan dan peringatan yang disampaikan selalu putus di tingkat lanjut. Upaya pembinaan selalu dikedepankan. Upaya pembinaan ini adalah merupakan hal yang sangat baik, tetapi kadangkala disalahgunakn di tingkat yag lebih atas. Karyawan PNS masih berkeyakinan bahwa segala sesuatu bisa diatur di tingkat atas. Hal inilah yang kian mendorong PNS sering berbuat semaunya sendiri. Dalam era sekarang ini mudah-mudahan terjadi perubahan perilaku yang signifikan pada PNS sehingga dapat bekerja lebih rajin dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ingat gaji semakin tinggi dan sudah mengarah kepada hidup yang layak.
Demikian Salam dari Kemranjen

Rabu, 18 Februari 2009

Gizi Buruk

Menurut Informasi dari Kepala Puskesmas 2 Kemranjen ,laporan bulan Januari 09 masih terdapat 4 balita menderita gizi buruk hal ini juga dikuatkan oleh Petugas gizi dari Puskesmas itu. melihat kondisi itu komisi PSE langsung tanggap darurat dan menyampaikan bantuan berupa susu dan biskuit selama 3 bulan langsung diberikan berupa barang (susu, Biscuit).
dan susu itu langsung dibawa oleh dr.Agus Wiatma.M.Kes yang akana diberikan kepada pasien.

Selamat bekerja dan semoga 4 orang balita makin mendapat perhatian..........

Senin, 16 Februari 2009

Pemanfaatan Jasa Persalinan bagi Peserta Jamkesmas di Puskesmas II Kemranjen

Puskesmas II Kemranjen menyediakan sarana bagi ibu hamil peserta Jamkesmas untuk memanfaatkan jasa persalinan di puskesmas. Namun demikian belum semua ibu yang mau bersalin di puskesmas dengan berbagai alasan, dari yang alasan repot ada anak yang ditinggal sampai alasan transportasi. Tapi puskesmas tidak kehilangan akal untuk pendekatan salah satunya yaitu dengan mengantar ibu yang sudah bersalin ke rumahnya dan kunjungan neonatal dilakukan oleh bidan masing-masing wilayahnya. Dengan adanya persalinan di Puskesmas II Kemranjen, banyak hal yang dapat kami peroleh meskipun jasa persalinan tidak seberapa ( hanya Rp. 200.000 all in) tapi kami sebagai penolong bisa mengambil berbagai pengalaman, baik antar sesama penolong atau dengan pasien itu sendiri. Pengalaman dengan sesama penolong/teman diantaranya kami bisa menikmati jasa Rp. 200.000 tersebut dengan dibagi kru penolong ( kadang sampai 4 orang). Disitulah kita bisa tahu artinya berbagi. Pengalaman dalam hal proses melahirkan juga bisa sebagai pembelajaran yang mungkin kita belum pernah menangani.Dan perjuangan untuk mewujudkan persalinan di puskesmas tidaklah gampang, disitu pula kita bisa tahu artinya kebersamaan dan juga mengurangi kesan bahwa bidan itu cenderung materialistis. Pengalaman lain adalah dengan pasien itu sendiri. Pasien Jamkesmas cenderung lebih manja daripada yang bukan peserta Jamkesmas (itu kesan kami). Kenapa demikian? Tidak jarang mereka meminta bidan yang mengirim untuk menjemput kembali setelah bersalin meskipun dari puskesmas sudah disediakan sarana trnasportasi. Kendati demikian kami tetap tidak mempermasalahkan hal tersebut. Demikian pengalaman kami bidan Puskesmas II Kemranjen semoga bisa menjadi pengalaman yang baik untuk kita. Salam dari Puskemas II Kemranjen.(Anna)

Kamis, 12 Februari 2009

Audiensi dengan Bupati Mardjoko

Peresmian PKM2 kEMRANJEN sudah patii diresmikan olehh Bupati Banyumas Bp Mardjoko. Dalam audiensi dengan Bp Bupati, mengemuka masalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas. Bapak Bupati menekankan perlunya standar mutu dalam setiap pelayanan. Indikatornya adalah semua pelayanan kesehatan di puskesmas sudah harus ISO. Kepala Dinas menyanggupi dan akan mengupayakan semua puskesmas di kabupaten Banyumas dengan ISO. Puskesmas 2 Kemranjen baru menuju kearah akreditasi dan tidak mungkin melangkah lebih jauh dengan standar ISO.Harapan ini tentunya ada tergantung komitmen bersama Dinas Pemda maupun Puskesmas, Dorongan Bupati dan Kepala Dinas menjadi pemicu untuk bekerja lebuh keras mengembangkan PKM 2 . Tahap awal kami sudah mempunyai gedung yang lumayan baik dan manajemen yang cukup . Tahap selanjutnya adalah memenuhi persyaratan yang disyaratkan dalam akreditasi maupun ISO. Tahap awal ini ditandai dengan peresmian unit kantor dan rawat jalan. Demikian, dan Semangat...Semanagat, Salam dari Kemranjen

Rabu, 04 Februari 2009

Kinerja Dokter

Permasalahan pelayanan kesehatan di Puskesmas terungkap dalam gendu-gendu rasa di Dinas kesehatan Banyumas. Kilas balik tahun pertama kita dinas sebagai dokter di puskesmas, kita masih baru dan gres dengan semangat yang menyala untuk memberi pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.Kunjungan Pusling ke desa ataupun kunjungan yang mendadak sering kita lakukan. Pergaulan dengan masyarakat desa sampai saat ini masih mengesan walaupun kita sudah pindah kerja ditempat lain. Tahun berlalu, perubahan silih berganti, tenaga dokter pun datang dan pergi, wajah muda, usia muda dan dari berbagai universitas. Hasil pengamatan kinerja dokter sekarang ini kurang menggembirakan. Faktor kedisiplinan dan pelayanan terhadap masyarakat kurang. Orientasi personal lebih besar dari orientasi kemasyarakat. Ini bukan menjustifikasi semua dokter. Dalam kesempatan lain kita selalu memberikan saran saran perbaikan, tetapi ternyata berlalu begitu saja. Hal seperti ini akan mempengaruhi karyawan lain dalam satu lingkungan kerja, terutama di Puskesmas. Pertanyaan, apakah zaman sudah berubah sedemikian dan apakah individualistis masyarakat sekarang sudah menjadi egoistis. Ahirnya kita sebagai Penanggung jawab pelayanan masyarakat menjadi leleh luweh dan apatis juga. Yah inilah kita. Semangat! Semangat agar tidak ketinggalan kereta.Demikian Salam dari Kemranjen

Selasa, 20 Januari 2009

Kepala puskesmas menggugat

Sudah 2 tahun kami berjuang mengusulkan perubahan pada jabatan Kepala Puskesmas. Hasil kurang maksimal karena semua jawaban berlindung dibalik Otonomi daerah. Pada dasarnya Kepala Puskesmas tidak perlu dijabat oleh pejabat struktural, tetapi bisa dijabat oleh pejabat fungsional. Beberapa Kabupaten lain sudah menerapkan hal ini, tetapi di Kabupaten Banyumas belum memberi lampu hijau. Persepsi pejabat Kepegawaian daerah Kepala Puskesmas yang dijabat dokter (medis) , dokter tersebut menghendaki jabatan rangkap baik struktural maupun fungsional.Persepsi ini sangat keliru. Yang dikehendaki adalah Kepala puskesmas yang dijabat oleh dokter sebaiknya dikembalikan ke fungsional. Ada beberapa keuntungan yang didapat.
1. Dokter bisa menjadi kepala Puskesmas tidak harus menunggu penyesuaian golongan karena batasan eselon tetapi dapat menggunakan jabatan funsionalnya.
2. Dokter yang masih muda lebih cepat kenaikan pangkatnya dengan menggunakan akredirasi.
3. Dokter yang pangkatnya sudah mentok karena pembatasan eselon dapat naik pangkat dengan sistim akreditasi.
4. Tunjangan fungsional lebih besar dari tunjangan struktural.
5. Rasa keadilan dalam sistim kepegawaian di Puskesmas
Pada dasarnya dokter sebagai Kepala Puskesmas dibebani tugas pokok memanage Puskesmas, tetapi sebagai tenaga medis tidak meningggalkan fungsinya untuk memberikan pelayanan kepada pasien untuk menjaga mutu pelayanan. Marilah kita berpikir secara sehat apa yang kami usulkan adalah juga sebagai cara untuk meningkatkan mutu pelayanan. Demikian pemikiran kami, mohon menjadi perhatian semuanya.
Terima kasih salam dari Kemranjen

foto karyawan

Bp Agus Wiatma

Senin, 19 Januari 2009

Pembangunan Selesai


Pembangunan perkantoran Puskesmas Kemranjen 2 telah selesai 100 %. Dengan adanya perkantoran baru terasa lebih lega dan lebih segar. Hanya untuk mengisi ruangan-ruangan masih diperlukan banyak biaya. Untuk segera ditempati kami menggunakan perabotan yang lama, walaupun ada sebagian yang baru. Mudah-mudahan dengan wajah Puskesmas yang baru akan menambah semangat kami dalam bekerja. Rencana jangka pendek PKM akan diresmikan oleh Bupati Banyumas Bp Mardjoko
Terima kasih Salam dari Kemranjen

Senin, 05 Januari 2009

Pembiayaan Mutu Pelayanan Puskesmas

Persiapn akreditasi Puskesmas dimulai dengan sosialisasi akreditasi olehDinas Kesehatanbekerja sama dengan Bapelkes Gombong. Akreditasi bukan hanya masalah kelengkapan asministrasi, tetapi lebih mendasar pada peningkatan mutu pelayanan. Fungsi, Standar dan kriteria yang diharapkan diterapkan di Puskesmas sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan publik. Puskesmas dengan begitu banyak program diharapkan mampu untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan. Hal mendasar yang menjadi pembicaraan dikalangan para kepala Puskesmas adalah berapa biaya mutu yang diperlukan untuk mencapai Puskesmas terakresitasi. Tujuh tahun yang lalu kami masih ingat kuliah dr Wahyono bahwa diperlukan 6 % dari yotal anggatran untuk meningkatkan mutu maupun mempertahankannya. Pencapaian tahun pertama sebetulnya diperlukan lebih dari 6 %. Tetapi dengan anggaranyang sekarang ini dana 6 % mungkin tidak tercapai, maka perlu diadakan pembenahan mengenai sistim pendanaannya. Dinas dan Pemda diharapkan mendukung masalah pendanaan ini. Duatu usulan yang mudah-mudahan dapat dituangkan dalam kebijakan Dinas Kesehatan. Terima kasih dan Salam dari Kemranjen