Kamis, 11 Agustus 2011

Kristina Sabathini

Tiba-tiba ada nama Kristina Sabathini yang masuk dalam ruang facebooku. Nama yang sepertinya tidak asing lagi, mengingatkanku pada Gabriella Sabathini, petenis Argentina seangkatan dengan Martina Navratilova. Dari foto profil terlihat fotogenik dan menarik, ternyata setelah ketemu darat lebih menarik dari yang diperkirakan. Sebetulnya jarang sekali aku memberi perhatian pada orang-orang yang mengaddku, bahkan untuk mengkonfirm saja malas, tetapi pada kasus ini agak lain. Mungkin pertama dari nama yang menarik sesuai dengan hobi tenisku pada waktu muda. Selanjutnya mungkin dari perilakunya yang baik dan sopan. Pembicaraan selalu nyambung dan agaknya anak ini termasuk smart juga. Tidak sepantasnya memuji seperti itu, karena usiaku yang sudah berumur dan dia pantas menjadi anakku. Tetapi bukanlah memuji lebih baik daripada memberi penilaian jelek. Nah dalam kesempatan ini aku promosikan kepada siapa saja yang ingin mengenal dia, bisa langsung atau menghubungi aku. Rekomendasi A plus untuk Kristina Sabathini. Salam dari Agus Wiatma

Minggu, 12 Juni 2011

Bidan dan Jampersal

Hari-hari selalu dipenuhi dengan diskusi Jampersal.Pembicaraan terutama terjadi di kalangan para bidan.Ada yang mendukung, ada yang kurang mendukung dan ada yang bersikap keberatan dengan adanya Jampersal.Alasannya macam-macam. Kalau jampersal dilaksanakan berarti tidak mendukung program KB karena dengan gratis orang cenderung akan beranak lagi.Banyak alsan lain yang dikembangkan dan mengarah ke tidak setujuan mengenai program jampersal. Sebetulnya kalau dirunut alasan satu-satunya adalah turunnya pendapatan para bidan dengan adanya program jampersal. Arah dan tujuan Pemerintah sebetulnya sudah jelas, dengan program jampersal diharapkan mampu menurunkan angka kematian Ibu dan bayi secara signifikan sesuai dengan tujuan MDGs.
Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan bidan juga ambil bagian secara penuh. Jangan sampai yang terjadi justru sebaliknya. Marilah kita mawas diri dan jang terlalu mementingkan diri sendiri, sumbangsih terhadap masyarakat selalu dinanti. Mudah-mudahan Tuhan memberkati semuanya. Terima kasih, salam Agus Wiatma

Rabu, 08 Juni 2011

Rame-rame

Jamkesmas, Jampersal dan BOK

Pembiayaan kesehatan masyarakat sekarang ini didapat dari berbagai sumber. Nilainya tidak terlalu besar, tetapi realisasinya berliku-liku. Memang benar dana yang digunakan harus bisa dipertanggungjawabkan dengan baik, tetapi tidak harus melalui prosedur yang berliku. Akibat dari prosedur yang berliku pemanfaatan dana akan mundur dan terlambat. Mundurnya dana berakibat pada mundurnya pelaksanaan program. Pelaksanaan program yang mundur sangat berpengaruh pada pencapaian. Jadi bagaimana sebaiknya, Marilah kita berpikir efektif dan efisien sehingga segala sesuatunya akan menjadi lancar. Kita gunakan dana dengan baik dan tercapai tujuannya. DEmikian salam dari Agus Wiatma Tambak.

Jumat, 15 April 2011

Rapat koordinasi Dinkes Banyumas

Bertempat di Owabong cottage diselenggarkan rapat koordinasi kesehatan Banyumas. Rapat dibuka oleh Kepala Dinas dr Widayanto. Dalam sambutannya Kepala Dinas menekankan adanya balanced scored card dalam setiap kerja, baik di Dinas maupun institusi Puskesmas. Rapat selanjutnya membahas program yang aktual sekarang ini, meliputi Program Jampersal,jamkesmas dan program Bantuan Operasional Kesehatan. Sampai detik ini rapat masih berlangsung dan diharpakan hasilnya adalah suatu persamaan persepsi dalam menjalankan program tersebut diatas. Mudah2 an sukses. Amin. Salam dari Agus Wiatma.

Rabu, 13 April 2011

Dokter yang manjur

Suatu saat kita bepergian dan pengin makan di warung atau rumah makan yang enak. Bagaimana caranya supaya kita tahu bahwa rumah makan tang akan kita tuju menyajikan menu yang enak. Cara yang paling mudah adalah dengan melihat pengunjung rumah makan tersebut. Kalau deretan mobil mengantri dan didalamnya penuh pengunjung, bisa dipastikan rumah makan tersebut menyajikan menu yang enak. Sebaliknya apakah kalau kita sakit harus mencari tempat praktek dokter yang penuh pengunjungnya. Jawaban bisa ya dan tidak. Penuh pengunjungnya berarti dokter yang praktik menjanjikan pengobatan yang menyembuhkan, atau manjur, atau mungkin pengobatan yang terjangkau biayanya. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Tetapi perlu diperhatikan kemampuan dokter memeriksa pasien dengan standar yang baik itu berapa banyak dalam satu jam. Ada seorang dokter yang dengan bangga bercerita, pernah suatu hari praktek pasiennya berjumlah 160 orang. Waduh tidak bisa saya bayangkan capeknya. Kalu rata2 pasien satu memerlukan waktu 15 menit, berarti membutuhkan 40 jam. Berapa hari itu?. Ternyata dokter tsb tidak perlu berhari-hari melaksanakannya. Cukup hari itu juga. Hebat sekali!!. Nah inilah yang sampai hari ini masyarakat masih percaya kehebatan dokter, apabila banyak pasien, berarti manjur dan ampuh dokter tersebut. Entahlah ?? Kita lihat lebih jauh kedepan. Demikian salam dari agus wiatma

Minggu, 13 Maret 2011

Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah

Wacana diatas sudah lama didengungkan di Banyumas. Kepala Dinas Kesehatan sejak lama memberi kemungkinan Pengelolaan Puskesmas menjadi BLUD. Tetapi yang terlihat hanya pro dan kontra. Kalau dirunut sebetulnya masing-masing yang pro dan kontra belum memahami sepenuhnya mengenai BLUD. Tahap awal sebetulnya orang harus belajar mengenai blud mengenai untung dan ruginya supaya tidak terjadi komunikasi yang macet. Akhir-akhir ini terpetik kabar Kepala Dinas Kesehatan Banyumas diminta untuk membimbing PKM se jateng mengenai BLUD oleh Kadinkes Propinsi. Saya berharap ini waktu yang tepat untuk menjelaskan BLUD sehingga tidak ada kesimpangsiuran. Kalau dipikir-pikir kita ini sudah biasa dengan kondisi yang stagnan, sehingga kalau ada perubahan menjadi kaget dan reaktif, tanpa lebih dulu mempelajarinya. Demikian juga dengan wacana blud di Kabupaten Banyumas, ada yang suka ada yang tidak suka. Walah kok suruh belajar aja susah. Yah gitulah keadaan kita. Agus Wiatma menulis seadanya, Salam

Kamis, 03 Februari 2011

Perampokan Dinas Kesehatan Banyumas

Hari ini berbondong-bondong karyawan PKM pergi ke Purwokerto mau gajian, eh ternyata hanya buang ongkos, habisnya gaji belum bisa dibagikan. Asal muasalnya Dinas Kesehatan baru kena musibah, kerampokan uang kurang lebih 500 jt, yang terbagi dalam 2 brankas. Kita ikut berduka mudah-mudahan rampok cepat tertangkap. Dan yang terpenting lagi gaji bisa segera dibagikan, mengingat kantong sudah bolong. Nah inilah berita duka yang baru satu-satunya kita upload di blog ini. Semoga tidak terulang. Salam damai dari Agus Wiatma.

Kamis, 27 Januari 2011

Perempuan lugu dan tidak masuk akal

Ada cerita dari tukang sayur yang sering mampir dirumah. Orangnya lugu, sederhana dan jujur. Dia bercerita mengenai kehidupan keluarganya. Dapat dikatakan ndilalah ataupun memang suatu kehidupan yang mesti dijalani. Waktu dia di Jakarta bekerja sebagai pembantu rumah tangga, secara singkat diperkenalkan dengan seseorang yang bekerja sebagai buruh bangunan. Tempo seminggu dilamar untuk dijadikan istri. Majikannya sudah memperingatkan agar hati-hati, dipikir-pikir dulu. Menurut cerita dia langsung mau, karena tidak baik seorang wanita menolak pinangan seorang pria, apabila menolak menurut keyakinannya seumur hidup akan sengsara. Mulailah kehidupan berkeluarga dijalaninya. tidak lama kemudian suaminya yang bertabiat buruk melakukan perselingkuhan dengan wanita lain.Disadari terjadi perselingkuhan dan kemungkinan terjadi perpisahan, dengan pikiran yang lugu dia minta suaminya agar secepatnya memberikan anak. Dalam pikirannya dia tidak mau nanti hidup tua tidak ada yang mendampinginya. Akhirnya terjadilah kehamilan. Dalam keadaan hamil memutuskan untuk berpisah dan kembali ke orang tuanya sampai sekarang. Suatu yang mustahil dan tak masuk akal bagi pikiran kita semua. Mengapa harus bersusah payah hamil kalo sudah tahu akan ditinggal suaminya. Tidak masuk akal dan bodoh perbuatan tersebut dimata kita, tetapi suatu pemikiran yang sangat manusiawi dan butuh pengorbanan yang besar untuk memutuskannya. Inilah hidup butuh pengorbanan, ketulusan, tanpa pamrih apapun. Sekarang dia hidup sendiri dengan anak semata wayang yang akan dididik dengan baik dan akan membuktikan kepada bapaknya di kelak kemudian hari. Dia punya keyakinan jalan hidup yang ditempuh. Demikian kisahnya, Salam dari Agus Wiatma

Minggu, 23 Januari 2011

PKD Atambua dan PKD Tambak

Tidak terasa sudah 4 bulan bolak-balik Purwokerto-Atambua. Waktu tempuh yang lumayan lama membuat kaki dan badan rasanya remuk. Sebetulnya lama perjalanan hanya pada perjalanan Kupang Atambua, yang ditempuh dengan perjalanan darat selama 6 jam. Lelah badan terobati dengan hadirnya pembandangan menakjubkan sepanjang Kupang-Atambua. Sesampai di Atambua tugas sudah menanti dan harus segera diselesaikan. Ada banyak hal yang harus dikembangkan di kota yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini. Desa-desa yang jauh dan transportasi yang sulit dengan medan yang naik turun dan berbatuan. Adat tradisi yang kuat masih mewarnai kehidupan masyarakat Atambua. Tanah-tanah garapan sebagian besar masih berupa tanah ulayat, turun temurun dikerjakan oleh rumpun adat. Masalah kesehatan masih merupakan prioritas yang harus dikembangkan. Arah menuju peningkatan kesehatanb sudah nampak, terbukti dengan berdirinya gedung-gedung PKD yang relatif bagus yang didanai oleh PNPM. namun ada perbedaan yang menyolok antara PKD di PKM saya ( Tambak 1 ) dengan PKD di Atambua. PKD dfi Tambak gedung jelek tetapi pengelolanya ( SDM )ada, tetapi di Atambua dengan gedung yang sudah cukup baik ternyata SDM nya tidak ada atau tidak ditempati. Sehingga gedung yang ada pemanfaatannya kurang optimal, atau bahkan terkesan dibiarkan. Sangat menyedihkan memang, tetapi mau bagaimana lagi. Kanmi yang di Tambak 1 setengah mati ingin mempunyai PKD, ternyata nun jauh disana ada PKD yang tidak dimanfaatkan. Mudah-mudahan Pemda kab Banyumas segera menyadari pentingnya PKD disetiap desa, jangan berlindung dibalik tidak adanya pembiayaan saja. Demikian sekelunit laporan perjalanan saya. Terima kasih salam dari Agus.

Rabu, 12 Januari 2011

Sablengnya Yupe

Suasana Puskesmas tambak I sekarang ada perubahan sedikit menggembirakan. Penyebab pastinya sangat sederhana, cuma ada tambahan satu karyawan yang oleh temennya dipanggil Yupe. Emang bener Yupe, tapi bukan Yulia Peres, nama aslinya Yuliyanti Permane. Apa yang meyebabkan dipanggil Yupe, mungkin tingkahlakunya yang agak-agak mirip atau mungkin pengin kejupe-jupean. Ngga marah juga disamain sama Yupe, bahkan mungkin senang kalau dipanggil Yupe. Apalagi kalo difoto, wah narsis banget si Yupe. Up load foto tiap hari di facebook, chating merupakan kegilaan hariannya si Yupe. Nah status si Yupe Tambak ini sampai saat ini masih Jomblo, mungkin ada yang ngarep boleh deh langsung add facebooknya. Hati-hati juga soalnya si Yupe ini banyak maunya. Untuk special boyfriend maunya yang brondong-brondong. Tapi ngga perlu juga kuatir, si Yupe ini udah pegawai Negeri, rajin kerjanya, hemat, ngga pernah foya-foya, suka menanung, cuma yang ditabung ngga ada. Nah itulah si Yupe yang sekarang menjadi primadona pasien yang berobat di Puskesmas Tambak I. Salam untuk semua, Agus Witma

Raker Tahunan

Bertempat di hotel Cadika, seluruh karyawan Puskesmas menghadiri rapat kerja tahunan. Seharian penuh karyawan berdiskusi dipimpin kepala Puskesmas. Banyak perkembangan yang sudah dicapai oleh Puskesmas I Tambak.Awal perkembangan yang baik adalah terciptanya lingkungan kerja yang menyenangkan. Kinerja karyawan sedikit banyak sudah ada kemajuan. Target Puskesmas sudah melebihi 95 % untuk setiap programnya. Walaupun begitu masih ada kendala yang menghambat dalam pengembangan Puskesmas.Kendala tersebut masih lumrah dan masih dalam batas wajar. Semangat karyawan sangat tinggi manakala diskusi pemetaan program untuk tahun 2011. Harapan besar terwujudnya blue print tahunan Puskesmas Tambak I. Akhirnya selesailah sudah satu hari penuh draft rancangan kerja Puskesmas I Tambak. Mudah-mudahan draft tadi menjadi master dalam pengembangan Puskesmas I Tambak selanjutnya. Terima Kasih atas partisipasi seluruh karyawan. Salam Agus Wiatma Tambak