Minggu, 23 Januari 2011

PKD Atambua dan PKD Tambak

Tidak terasa sudah 4 bulan bolak-balik Purwokerto-Atambua. Waktu tempuh yang lumayan lama membuat kaki dan badan rasanya remuk. Sebetulnya lama perjalanan hanya pada perjalanan Kupang Atambua, yang ditempuh dengan perjalanan darat selama 6 jam. Lelah badan terobati dengan hadirnya pembandangan menakjubkan sepanjang Kupang-Atambua. Sesampai di Atambua tugas sudah menanti dan harus segera diselesaikan. Ada banyak hal yang harus dikembangkan di kota yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini. Desa-desa yang jauh dan transportasi yang sulit dengan medan yang naik turun dan berbatuan. Adat tradisi yang kuat masih mewarnai kehidupan masyarakat Atambua. Tanah-tanah garapan sebagian besar masih berupa tanah ulayat, turun temurun dikerjakan oleh rumpun adat. Masalah kesehatan masih merupakan prioritas yang harus dikembangkan. Arah menuju peningkatan kesehatanb sudah nampak, terbukti dengan berdirinya gedung-gedung PKD yang relatif bagus yang didanai oleh PNPM. namun ada perbedaan yang menyolok antara PKD di PKM saya ( Tambak 1 ) dengan PKD di Atambua. PKD dfi Tambak gedung jelek tetapi pengelolanya ( SDM )ada, tetapi di Atambua dengan gedung yang sudah cukup baik ternyata SDM nya tidak ada atau tidak ditempati. Sehingga gedung yang ada pemanfaatannya kurang optimal, atau bahkan terkesan dibiarkan. Sangat menyedihkan memang, tetapi mau bagaimana lagi. Kanmi yang di Tambak 1 setengah mati ingin mempunyai PKD, ternyata nun jauh disana ada PKD yang tidak dimanfaatkan. Mudah-mudahan Pemda kab Banyumas segera menyadari pentingnya PKD disetiap desa, jangan berlindung dibalik tidak adanya pembiayaan saja. Demikian sekelunit laporan perjalanan saya. Terima kasih salam dari Agus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda