Senin, 19 Oktober 2009

Tukang Cukur dan High Quality Service

Sudah lama hal ini akan saya tulis, tetapi agak memalukan bagi saya sebagai orang yang setiap kali diharapkan memberi pelayanan yang baik dan memenuhi standar mutu.Setiap kali saya dan anak saya akan potong rambut maka kami kirim sms pada tukung cukur tersebut. Dengan cepat diberi jawaban, Harap datang jam sekian dan menit sekian. Kami datang ditempat tukung cukur tersebut 5 menit sebelum jam perjanjian. Tukang cukur masih menyelesaikan pasien tedahulu. Pas jam yang ditentukan pasien yang terdahulu selesai dan segera saya dipersilahkan untuk giliran selanjutnya. Pasien yang menunggu di tempat dan tidak mengadakan perjanjin dipersilahkan menunggu atau dipersilahkan jalan-jalan lebih dahulu dan diberi jadwal gilirannya. Contoh tersebut sangat mengusik hati saya sebagai Kepala Puskesmas. kami suidah mendeklarasikan pelayanan dengan standar mutu yang baik, ternyata dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya tercapai, apalagi mengadakan pelayanan dengan perjanjian. Di RS Banyumaspun pelayanan perjanjian tidak pernah ditepati, satu-satunya yang dfitepati adalah pembayarannya. Contoh tukang cukur tersebut adalah contoh riil. Dari pengalaman saya standar mutu dazri tk cukur tesebut adalah ketepatan waktu dan hasil cukuran yang baik. Mengenai tempat cukur sangat lah sederhana tidak signifikan dengan pelayanannya. marilah kita mencontoh tk cukur tadi dalam memberikan pelayanan. Boleh dicoba, alamatnya sebelah selatan Pasar Wijahan Kecamatan Kemranjen.
Terima kasih dan Salam dari Kemranjen.

Jumat, 16 Oktober 2009

Desa Siaga

Desa Siaga merupakan suatu terobosan atau strategi dalam mengupayakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan tersebut diupayakan melalui pemerataan pelayanan kesehatan dan pendekatan pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dibuat sedekat mungkin dan lebih mudah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah mengembangkan program Polindes. menjadi PKD. Dalam PKD terdapat tambahan pelayanan kesehatan meliputi 16 algoritma, sehingga tidak terbatas hanya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pengembangan PKD ini menjadi landasan awal terwujudnya desa siaga.
Keberhasilaan desa siaga tidak lepas dari optimalisasi peran PKD dan pemberdayaan masyarakat. Upaya kesehatan promotif, preventif dimulai dari pengamatan dan pemantauan masyarakat. Adanya laporan kesehatan dari masyarakat secara dini akan mempermudah penanganan kesehatan selanjutnya. Kegawat daruratan dan bencana juga tidak lepas dari kecepatan pelaporan masyarakat. Sifat gotong royong masyarakat perlu ditingkatkan kembali untuk berhasilnya program desa siaga. Apabila semua potensi masyarakat tersebut dapat dikembangkan maka akan terjadi kemandirian dalam upaya kesehatan .
Demikian, semangat, semangat, Salam dari Kemranjen

Rabu, 07 Oktober 2009

Survey PAD

Kemarin siang ada survey PAD. Puskesmas II Kemranjen ketiban sampur sebagai sampel survey. Hal pertama yang saya tanyakan mengapa Puskesmas menjadi tempat yang diharapakan menghasilkan PAD. Belum ada jawaban yang kuat untuk menjadikan pusat layanan kesehatan sebagai kontributor pendapatan asli Daerah. Memang akhir-akhir ini Pemda Kabuupaten Banyumas disibukkan dengan anggaran yang sangat kurang, sehingga timbul juga pemangkasan dalam berbagai kegiatan. Pembayaran Jamkesda masih terhutang banyak. Pemberhentian SKTM untuk memasngkas prembengkakan biaya kesehatan. Walaupun hal ini mengandung resiko cukup besar. Apakah dari kekurangan anggaran pembiayaan ini maka seluruh Satker disurvey untuk melihat berapa besar pedapatan satker yang dapat meyumbang pendapatan daerah. Setelah surve ini apa tindak lanjutnya. Kemudian apa yang menjadi resiko satker terutama Puskesmas. Mungkin banyak hal segi positif maupun neatif. Dalam hal ini Puskesmas hanya mohon bahwa pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lancar tanpa ada pembebanan-pembebanan diluar teknis medis.
Demikian, Salam dari Kemranjen