Rabu, 18 Februari 2009

Gizi Buruk

Menurut Informasi dari Kepala Puskesmas 2 Kemranjen ,laporan bulan Januari 09 masih terdapat 4 balita menderita gizi buruk hal ini juga dikuatkan oleh Petugas gizi dari Puskesmas itu. melihat kondisi itu komisi PSE langsung tanggap darurat dan menyampaikan bantuan berupa susu dan biskuit selama 3 bulan langsung diberikan berupa barang (susu, Biscuit).
dan susu itu langsung dibawa oleh dr.Agus Wiatma.M.Kes yang akana diberikan kepada pasien.

Selamat bekerja dan semoga 4 orang balita makin mendapat perhatian..........

Senin, 16 Februari 2009

Pemanfaatan Jasa Persalinan bagi Peserta Jamkesmas di Puskesmas II Kemranjen

Puskesmas II Kemranjen menyediakan sarana bagi ibu hamil peserta Jamkesmas untuk memanfaatkan jasa persalinan di puskesmas. Namun demikian belum semua ibu yang mau bersalin di puskesmas dengan berbagai alasan, dari yang alasan repot ada anak yang ditinggal sampai alasan transportasi. Tapi puskesmas tidak kehilangan akal untuk pendekatan salah satunya yaitu dengan mengantar ibu yang sudah bersalin ke rumahnya dan kunjungan neonatal dilakukan oleh bidan masing-masing wilayahnya. Dengan adanya persalinan di Puskesmas II Kemranjen, banyak hal yang dapat kami peroleh meskipun jasa persalinan tidak seberapa ( hanya Rp. 200.000 all in) tapi kami sebagai penolong bisa mengambil berbagai pengalaman, baik antar sesama penolong atau dengan pasien itu sendiri. Pengalaman dengan sesama penolong/teman diantaranya kami bisa menikmati jasa Rp. 200.000 tersebut dengan dibagi kru penolong ( kadang sampai 4 orang). Disitulah kita bisa tahu artinya berbagi. Pengalaman dalam hal proses melahirkan juga bisa sebagai pembelajaran yang mungkin kita belum pernah menangani.Dan perjuangan untuk mewujudkan persalinan di puskesmas tidaklah gampang, disitu pula kita bisa tahu artinya kebersamaan dan juga mengurangi kesan bahwa bidan itu cenderung materialistis. Pengalaman lain adalah dengan pasien itu sendiri. Pasien Jamkesmas cenderung lebih manja daripada yang bukan peserta Jamkesmas (itu kesan kami). Kenapa demikian? Tidak jarang mereka meminta bidan yang mengirim untuk menjemput kembali setelah bersalin meskipun dari puskesmas sudah disediakan sarana trnasportasi. Kendati demikian kami tetap tidak mempermasalahkan hal tersebut. Demikian pengalaman kami bidan Puskesmas II Kemranjen semoga bisa menjadi pengalaman yang baik untuk kita. Salam dari Puskemas II Kemranjen.(Anna)

Kamis, 12 Februari 2009

Audiensi dengan Bupati Mardjoko

Peresmian PKM2 kEMRANJEN sudah patii diresmikan olehh Bupati Banyumas Bp Mardjoko. Dalam audiensi dengan Bp Bupati, mengemuka masalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas. Bapak Bupati menekankan perlunya standar mutu dalam setiap pelayanan. Indikatornya adalah semua pelayanan kesehatan di puskesmas sudah harus ISO. Kepala Dinas menyanggupi dan akan mengupayakan semua puskesmas di kabupaten Banyumas dengan ISO. Puskesmas 2 Kemranjen baru menuju kearah akreditasi dan tidak mungkin melangkah lebih jauh dengan standar ISO.Harapan ini tentunya ada tergantung komitmen bersama Dinas Pemda maupun Puskesmas, Dorongan Bupati dan Kepala Dinas menjadi pemicu untuk bekerja lebuh keras mengembangkan PKM 2 . Tahap awal kami sudah mempunyai gedung yang lumayan baik dan manajemen yang cukup . Tahap selanjutnya adalah memenuhi persyaratan yang disyaratkan dalam akreditasi maupun ISO. Tahap awal ini ditandai dengan peresmian unit kantor dan rawat jalan. Demikian, dan Semangat...Semanagat, Salam dari Kemranjen

Rabu, 04 Februari 2009

Kinerja Dokter

Permasalahan pelayanan kesehatan di Puskesmas terungkap dalam gendu-gendu rasa di Dinas kesehatan Banyumas. Kilas balik tahun pertama kita dinas sebagai dokter di puskesmas, kita masih baru dan gres dengan semangat yang menyala untuk memberi pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.Kunjungan Pusling ke desa ataupun kunjungan yang mendadak sering kita lakukan. Pergaulan dengan masyarakat desa sampai saat ini masih mengesan walaupun kita sudah pindah kerja ditempat lain. Tahun berlalu, perubahan silih berganti, tenaga dokter pun datang dan pergi, wajah muda, usia muda dan dari berbagai universitas. Hasil pengamatan kinerja dokter sekarang ini kurang menggembirakan. Faktor kedisiplinan dan pelayanan terhadap masyarakat kurang. Orientasi personal lebih besar dari orientasi kemasyarakat. Ini bukan menjustifikasi semua dokter. Dalam kesempatan lain kita selalu memberikan saran saran perbaikan, tetapi ternyata berlalu begitu saja. Hal seperti ini akan mempengaruhi karyawan lain dalam satu lingkungan kerja, terutama di Puskesmas. Pertanyaan, apakah zaman sudah berubah sedemikian dan apakah individualistis masyarakat sekarang sudah menjadi egoistis. Ahirnya kita sebagai Penanggung jawab pelayanan masyarakat menjadi leleh luweh dan apatis juga. Yah inilah kita. Semangat! Semangat agar tidak ketinggalan kereta.Demikian Salam dari Kemranjen