Jumat, 29 Mei 2009

Susahnya Mengatur PNS

Banyak pelajaran berharga yang didapat dalam pengelolaan karyawan di Puskesmas. Penerapan manajemen dan leadership benar-benar diuji untuk mencapai goal yang telah ditetapkan.. Pengelolaan SDM merupakan hal yang paling sulit diprediksi hasilnya..Pendekatan manajemen SDM apapun belum menampakkan hasil yang nyata dan menunjukkan perubahan signifikan.
Teori-teori manajemen SDM telah dipraktekkan, tetapi apa hasilnya, ternyata masih seperti yang dulu. Teori manajemen yang sering ditanyakan adalah berupa reward and punishment. Dalam suatu kesempatan ada usulan dari karyawan bahwa dengan pemberian tambahan insentif akan meningkatkan kesejahteraan sehingga akan menaikkan kinerja. Usul diterima dan diberikan tambahan insentif. Hasilnya program berjalan dengan baik, kedisiplinan meningkat kerja menjadi bagus. Sayang sekali mudah terlupakan, beberapa minggu selanjutnya kembali kesemula..Keuntungan karyawan mendapatkan tambahan insentif tidak mungkin dihentikan secara langsung karena segera akan menunai protes. Bagi kelembagaan mengurangi penghasilan dan tidak lagi mendapatkan peningkatan produk. Keputusan seperti inilah yang menjadi dilema bagi para manajer.
Pada dasarnya karyawan lebih mengembangkan pola hak dan sedikit mengesampingkan kewajiban. Pola bekerjalah dengan baik dan imbalan akan menyusul sudah merupakan lagu usang bagi karyawan. Pola seperti ini menjadi kebiasaan dan sudah menjadi perilaku yang dirasa benar oleh semua karyawan terutama pegawai negeri.
Arogansi PNS sangat kuat karena merasa aman bekerja sebagai PNS. .Bekerja baik maupun jelek tidak berpengaruh terhadap sistim penggajian.Belum ada pola kinerja yang tepat untuk mengelola PNS. Yang ada adalah pola lama berdasarkan penilaian tahunan DP3 yang dibuat kebanyakan formalitas belaka terkecuali pelanggaran serius.
Kedepan semestinya Puskesmas menjadi Badan layanan umum sehingga berhak mengatur sendiri baik urusan SDM dan urusan lainnya sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Hambatan pada BLU juga sangat banyak terutama terhadap pembiayaan kesehatan yang dibebankan kepada masyarakat. Tetapi untuk pengelolaan SDm sebaiknya sudah mengacu pada efisiensi dan efektifitas pegawai. Pegawai yang kurang efektif diberikan pilihan untuk menyingkir. Hal ini akan menjadi lebih baik apabila ada kebijakan yang kuat dan dukungan penuh dari Dinas Kesehatan dan Pemda.

Jumat, 15 Mei 2009

Pertemuan Asosiasi Kapuskes

Pada tanggal 13 Mei 2009 telah diadakan pertemuan Asosiasi Kepala Puskesmas se Kab Banyumas di RM Cipta Rasa Purwokerto. Dalam kesempatan itu banyak dibicarakan mengenai anggaran operasional Puskesmas. Beberapa kepala Puskesmas bahkan hampir semuanya mengeluhkan tentang rasionalitas anggaran dan kelambatannya. Puskesmas dipaksa untuk selalu memberi pelayanan dengan standar mutu yang tinggi, tanpa didukung oleh pembiayaan yang baik. Beberapa usulan mengedepankan dana operasional dapat ditunjang dari dana jamkesmas. Kepala Dinas menyambut dengan baik usulan ini, namun perlu payung hukum untuk mengatur dan membelanjakan dana Jamkesmas. Mudah-mudahan ini dapat segera terwujud sehingga Puskesmas tidak kollaps. kami para Kepala Puskesmas menyadari kesulitan keuangan Pemda, namun bagaimanapun pelayanan publik harus tetap berjalan dengan baik. marilah kita semua berjuang demi kelangsungan hidup Puskesmas.
Hidup Puskesmas dan Salam dari Kemranjen