Rabu, 17 Oktober 2012

Kemapanan dan Anti Perubahan

Mulai lagi menulis, apapun akan ditulis untuk menyegarkan dan memberi oksigen pada otak, sehingga daya nalar dan visi terus tetap terjaga. Akhir-akhir ini ada sumbatan dalam otak yang agak mempengaruhi fisik. Mungkin kegiatan menulis yang tergantikan dengan kegiatan ngomong kurang seimbang sehingga mengakibatkan mulut menjadi mencong. Mungkin juga ngomongnya kurang baik dan menyinggung beberapa orang, Tuhan akhirnya marah dan mendatangkan hukuman untuk tidak terlalu banyak ngomong. Dalam menjaga omongan terbit pemikiran untuk kembali menulis, menumpahkan segala yang ada di otak maupun hati. Akhir-akhir ini dalam pekerjaan memang banyak yang mengganjal dalam hati, sesuatu yang direncanakan selalu terganjal dan tidak pernah tuntas teratasi. Ganjalan terjadi pada sistem yang kurang lancar. Masing-masing sistem dan personilnya tidak bisa membedakan tugas dan fungsinya masing-masing. Ada perasaan pribadi bahwa kalau menduduki suatu jabatan yang tinggi menjadi seolahh--olah sebagai owner. Pekerjaannya sendiri terbengkelai, apabila dipertanyakan akan menyalahkan yang ditanya. Batasan inilah yang akan menghambat progress suatu instansi. Orang yang bertahun-tahun menduduki suatu jabatan juga berpotensi sebagai raja kecil sehingga keinginan pribadi jauh lebih menonjol daripada keinginan untuk memajukan Institusi. Bekal orang yang seperti ini biasanya adalah pengalaman bertahun-tahun dan tidak meng update pengetahuan yang sekarang. Ketidak seimbangan antara pengalaman dan ilmu inilah yang akan mengganjal setiap ide perubahan.Perubahan dirasa merupakan hal yang mengganggu kemapanannya. Sementara ini dulu Salam dari Agus Wiatma, Besok jumpa lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda