Kamis, 16 Oktober 2008

Pasukan bencana yang lucu

Ada edikit cerita, pengalaman mengenai penanggulangan bencana alam. Waktu terjadi tsunami di Pantai Widarapayung beberapa tahun yang lalu terjadi kepanikan luar biasa masyarakat di wilayah tersebut. Rata-rata bergerak kearah utara ke daerah yang lebih tinggi. Tidak terkecuali keluarga aparat yang berhubungan langsung dengan penanganan bencana. Masing-masing berusaha menyelamatkan diri. Saya bersama tim Puskesmas 2 Kemranjen meluncur dengan ambulan kearah Binangun dan Widarapayung dengan harapan ingin sedikit membantu kesulitan Warga Widarapayung. Sampai di lokasi kami ingin langsung masuk ke arah selatan untuk langsung terjun kedaerah bencana. Di balai desa binangun sudah ada korban meninggal yang ditemukan. Yang luka dikumpulkan di masjid Binangun. Kami ingin mencari korban yang mungkin belum ditemukan. Setelah berbicara denga aparat setempat, kami dilarang keras untuk masuk ke selatan karena area masih dikatakan berbahaya. Denagn keras hati kami memaksa, tetapi tetap tidak diperbolehkan. Dalam keadaan menunggu dipinggir jalan datang satu truk penuh pasukan SAR dan petugas berseragam lain. Pasukan turun disiapkan kemudian mendapat briefing yang lumayan lama. Kami masih berharap bisa ikut dengan Tim tadi masuk wilayah Selatan. Beberapa lama ditunggu briefing selesai pasukan dibubarkan. Kami mengira pasukan segera masuk ke lokasi, anehnya pasukan bubar sendiri-sendiri mencari tempat untuk duduk dipinggir jalan. Sampai menjelang fajar pasukan masih tetap lesehan dan ada yang tertidur. Kami dari tim Puskesmas ngguyu kepingkel-pingkel dalam hati, pasukan yang gagah berani datang kelokasi ternyata hanya meninjau lokasi dan lesehan. Mudah-mudahan tidak terulang lagi di masa yang akan datang
Salam dari Kemranjen untuk semua yang ikut penanggulangan bencan di Widarapayung dulu. Ha ...ha...ha!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda